Tech Winter Bagi Programmer Start Up


 

 

Halo, nama saya Faiz Nurullah. Saya seorang junior programmer di sebuah startup sosial dan lingkungan di Semarang. Saya sudah menekuni bidang ini sejak tahun 2019. Di website ini, saya akan berbagi pengalaman saya dengan teman-teman, terutama mengenai dunia software engineering.

Menjadi seorang programmer saat ini merupakan pekerjaan impian bagi banyak orang, dengan bayaran tinggi dan jam kerja fleksibilitas yang menarik perhatian berbagai kalangan. Namun, belakangan ini, terdapat berita kurang menyenangkan karena beberapa perusahaan, terutama di bidang software engineering, melakukan layoff kerja. Apa yang sebenarnya terjadi? Melihat berita tentang banyaknya perusahaan yang memberhentikan software engineer, muncul pertanyaan apakah menjadi seorang programmer saat ini menjadi pilihan yang suram? Oleh karena itu, dalam tulisan ini, saya akan berbagi pengalaman dan membahas fenomena "tech winter" pada suatu perusahaan.

Cerita saya dimulai dari tahun 2019, ketika pekerjaan sebagai programmer sangat menarik dan menjanjikan. Banyaknya lowongan pekerjaan dan bayaran yang tinggi membuat saya tertarik dengan bidang ini. Pada waktu itu, permintaan akan programmer meningkat karena banyak perusahaan membangun sistem digitalisasi dalam operasional mereka. Sistem manual digantikan oleh sistem digital, dianggap dapat memudahkan pekerjaan dan membuat pendapatan perusahaan bertambah.

Alasan mengapa programmer banyak dibutuhkan pada masa itu dapat dijelaskan dengan beberapa faktor. Gelombang digitalisasi merambah perusahaan-perusahaan, membuat sistem kerja mereka lebih efisien. Semua sistem manual digantikan oleh sistem digital, dianggap dapat memudahkan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan perusahaan. Pada saat itu, perusahaan dengan pendapatan tinggi menjadi incaran investor, yang berharap mendapatkan keuntungan dengan menyuntikkan modal usaha pada perusahaan yang berkembang. Faktor-faktor ini membuat lapangan pekerjaan di bidang digital di Indonesia menjadi sangat besar.

Namun, pada tahun 2020, wabah virus COVID-19 melanda dunia, termasuk Indonesia. Hal ini membatasi interaksi masyarakat dan berdampak besar pada bisnis. Banyak perusahaan tutup karena keterbatasan interaksi, tetapi ini tidak berarti akhir bagi seorang programmer. Sebaliknya, ini menjadi peluang baru karena perubahan cara kerja perusahaan, meningkatkan permintaan terhadap programmer dengan bayaran tinggi yang dapat bekerja dari rumah. Tentu Hal ini menjadi pemicu membludaknya keinginan banyak orang untuk berkarir dibidang software engineer dan berharap sesesuai dengan ekspetasi mereka yang besar.

Namun, realitasnya adalah, seiring berjalannya waktu, banyak perusahaan menghadapi kesulitan dari segi pendapatan mereka dan mendapatkan kurangnya kepercayaan dari investor. Faktor-faktor seperti penurunan pendapatan penjualan dan ketidakpercayaan investor menjadi pengaruh negatif. Untuk tetap bertahan, banyak perusahaan melakukan efisiensi pengeluaran, termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap para programmer. Namun, Bagi saya ini adalah hal yang normal bagi suatu industri, karena kebutuhan tenaga kerja harus seimbang dengan pendapatan perusahaan tersebut agar tetap bertahan.


Justru pada tahun sebelum 2019 terjadi ketidaknormalan bagi industri teknologi, di mana bayaran untuk pekerja di bidang software engineering sangat tinggi. Ini terjadi karena tingginya permintaan akan tenaga kerja di bidang ini, dengan banyak perusahaan yang mendirikan startup digital dan menarik banyak investor. Namun, seiring berjalannya waktu, investor menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan pendanaan terhadap perusahaan teknologi.

Saat ini, menurut pandangan saya, dunia software engineering sudah kembali pada jalur normal setelah melewati fase tidak normal dalam industri. Mari kita nikmati proses belajar bersama dan terus mengasah kemampuan kita agar tetap relevan di industri yang terus berkembang.

Komentar

  1. Insight mengenai ups and down industri modern yang menarik !

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Docker implementation API Gateway with Traefik & Swarm

Mengenal Dynamic Routing. beserta cara Konfigurasi-nya di Packet Tracer

Inter-VLAN Routing?, dan Konfigurasinya di cisco packet tracer!